Wellcome to Generasi Hiaju Indonesia Dairi !

"Meskipun keputusan Individu tampak kecil dalam menghadapi ancaman global dan trend. Tetapi, ketika jutaan orang bergabung di satu tujuan bersama kita bisa membuat perubahan besar ! "

Ban Ki Moon (Sekretaris Jenderal PBB)

Senin, 30 Mei 2011

DAIRIKU, MASADEPANKU !
(World Environment Day - 05 Juni 2011)

              Kita memang boleh berbeda. Mulai dari perbedaan pribadi, keyakinan/Agama, keinginan, ras, warna kulit bahkan bangsa. Namun, sebagai ‘pewaris alam yang hakiki’ sebenarnya kita memiliki satu tujuan bersama untuk kepentingan bersama pula, yaitu: Lingkungan hidup yang lestari demi kelangsungan hidup seluruh umat manusia dan kehidupan yang lebih baik untuk generasi mendatang.
Tiada salah bila kita berambisi mengejar cita. Adalah hal yang wajar bila kita selalu sibuk dengan urusan pribadi demi memenuhi kebutuhan ekonomi pribadi, keluarga, kelompok dan lain sebagainya. Namun, alangkah bersahajanya bila semua itu dapat kita lakoni dengan semangat terbarukan yang berorientasi pada keseimbangan alam. Kalau istilah sekarang di sebut sebagai : Green Economy.
Di satu kesempatan beberapa tahun yang lalu, saya pernah ‘ngobrol’ dengan ‘orang kampung’ setengah baya yang penampilannya sangat biasa tapi bersahaja. Awalnya kami membicarakan mengenai cara bercocok tanam yang ideal di kabupaten Dairi ini. Sambil menyeruput kopi panas dalam suasana desa yang nyaman, pemikiran dan silang pendapat diantara kami mengalir deras. Dan, ceritapun melebar hingga ke masalah bencana alam yang sering terjadi, perubahan iklim yang ekstrim dan masalah lingkungan hidup lainnya.
Saya masih ingat buah pikir ‘bapak’ itu mengenai garis besar keseimbangan alam. Kurang lebih, inilah pendapatnya;
Dari dulu hingga sekarang, bahkan hingga di masa mendatang, alam dan kehidupan akan terus berjalan dan saling berkontribusi untuk satu hal yaitu: Keseimbangan.
Manusia dan alam/lingkungan hidup layaknya majikan dan pelayan. Alam di ciptakan Yang Maha Kuasa dengan sempurna. Demikian juga manusia di ciptakan-NYA  untuk memelihara dan mengelola alam/lingkungan hidup  dengan bijak dan terukur agar hidup manusia selalu dalam keadaan baik.
Dalam perjalanannya, alam sangat konsisten dengan tugas yang di bebankan kepadanya. Pelayanan kepada umat manusia selalu di tunaikan. Mulai dari persediaan Oksigen, bahan pangan, sandang dan papan. Kita manusia, hanya tinggal mengolah dan menikmati. Tapi, siapa yang sangka ternyata manusia yang katanya ‘berbudi pekerti luhur’ itu berkhianat ! Hampir semuanya tersandera pada kepentingan pribadi dan kelompok hingga nyaris melupakan kepentingan bersama yang lebih besar yaitu : Keseimbangan.
Untuk memenuhi nafsu dan kepentingannya, alam di perkosa dan di eksploitasi secara berlebihan. Manusia nyaris atau sudah lupa, bahwa alam dan seisinya ini berada dalam zona ‘ keterbatasan’. Kita sering tidak ingat kalau hanya Tuhan Yang Maha Kuasalah yang berpredikat ‘ Tanpa Batas’.
Jadi, atas perlakuan ‘semena-mena’ ini, wajar saja alam ‘meronta’. Lihatlah…! Dia ‘Marah dan sakit parah’ !
Selama ini, kita selalu merasa wajar dan normal memanfaatkan pelayanannya itu secara berlebihan tanpa pernah memikirkan keterbatasannya. Seharusnya, sebagai majikan yang bijaksana kita wajib memikirkan keterbatasan kemampuan dan kesejahteraannya. Namun, seandainyapun masih mau memulai semuanya belum terlambat. Kita masih di beri ruang dan waktu untuk berbuat, walau sekecil apapun inisiatif dan tindakan itu. Tidak salah kalau kita sedikit merendahkan hati untuk mengobati ‘penyakit’nya. Mari, kita layani dia dengan ikhlas dan sungguh-sungguh agar dia tidak marah lagi dan semoga di kemudian hari dia dapat kembali melayani kita dengan baik .
Sungguh mulia tindakan kita bila dapat mewariskan alam sebagai pelayan yang baik untuk generasi mendatang. Dan bila semua itu bisa terlaksana, percayalah kita akan terhindar dari caci maki dan sumpah serapah oleh generasi mendatang sebagai pemilik masadepan! Saat ini, alam sangat tergantung pada pelayanan dan tanggung jawab kita.
                Dairi tempatku lahir dan bertumbuh. Cintaku utuh padanya! Walau kedengarannya klise dan kecil, semoga besar dalam dampaknya. Mumpung, alam/lingkungan hidup di sini  masih relatif baik. Mari kita jadikan menjadi lebih baik lagi. Untuk memulainya, jangan terlalu memikirkan apa, bagaimana dan sebesar apa yang bisa kita perbuat. Mulailah dari hal kecil dan minimal dari diri sendiri. Contohnya : Menjaga kebersihan. Kita tularkan kebiasaan tersebut kepada oranglain sehingga akhirnya tergeneralisasi. Memang kelihatannya sepele tetapi pahamilah bahwa dalam menghadapi ancaman pemanasan global, perubahan iklim dan trend saat ini , dibutuhkan tindakan individu yang mungkin tampak kecil namun bila di padukan dalam satu gerakan besar maka kita akan dapat membuat perubahan besar!
Keadaan alam saat ini bukan semata-mata menjadi tanggungjawab masyarakat Dairi, Sumatera Utara, Indonesia. Tetapi, tanggungjawab 7 milyar penduduk bumi saat ini. Semua elemen tanpa terkecuali harus bekerjasama. Tidak adalagi alasan untuk menunda ataupun menghindar. Sebab, kemanapun kita melarikan diri, kita tetap didalam ruanglingkupnya!
Mengutip pernyataan wakil gubernur Sumatera Utara, Gatot Pudjo Nugroho melalui Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Dairi, “Seandainya Sumatera Utara ini tertutup ruang kaca, maka akan sesak nafaslah seluruh penghuninya karena kekurangan oksigen ! Sebab, idealnya propinsi Sumatera Utara masih membutuhkan 15 juta pohon lagi untuk di tanam !
Pernyataan tersebut sangat realistis dan ada relevansinya dengan teori yang menyatakan: Bila 1 pohon dewasa di tebang, maka akan hilanglah sumber oksigen untuk 2 orang individu.
Sangat ironis memang bila hal tersebut di bandingkan dengan jargon yang menyatakan bahwa ‘Indonesia adalah salah satu paru-paru dunia…’ Eksploitasi alam secara berlebihan oleh manusia tidak sebanding dengan reklamasinya. Dan itu semua dilakukan semata-mata hanya untuk satu alasan kebutuhan : Uang !
Sekarang muncul pertanyaan, apakah setelah semua sumber daya alam ini habis, maka uang yang di utamakan itu bisa di makan ? Tentu tidak! Oleh karena itu, mari kita mulai untuk berbuat seimbang. Kita jaga ekosistem agar berjalan normal, Jangan pernah memutus rantai makanan yang memang sudah berputar sejak bumi ini ada. Memang Tuhanlah yang punya kuasa atas segalanya. Tetapi, sebagai mahluk ciptaan-NYA yang berakal tidak salah bila nikmat alam yang di titipkan-NYA kita pelihara dan diolah secara baik dan terukur.
DairiKu, MasadepanKu…merupakan satu cita-cita, dimana Dairi tempat kita bernaung kita jaga dengan baik demi lestarinya alam dan budayanya. Ibarat rumah, Dairi adalah istana kita bersama. Mari kita bekerjasama demi Dairi yang lestari dan nyaman agar kita sehat juga betah tinggal di dalamnya.
Jangan sampai ketika kita melihat atau mengalami dampak negatif dari perubahan iklim dan degradasi lingkungan, mudah untuk menyalahkan orang lain atau  pemerintah yang tidak memprioritaskan kebijakan lingkungan; perusahaan yang  meningkatkan produksi emisi gas rumah kaca, LSM yang  tidak peduli pada lingkungan, dan individu yang  tidak mengambil tindakan. Tetapi dengan memperingati hari Lingkungan Hidup sedunia tahun 2011 pada tanggal 05 Juni mendatang yang mengambil thema “Forest : Nature at Your Service” (Hutan : Alam tergantung pada pelayananmu), kita mengesampingkan perbedaan dan melalui acara yang ada akan mengingatkan  pencapaian prestasi yang telah kita buat untuk melindungi lingkungan hidup.
Dengan memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia bersama seluruh elemen pecinta lingkungan hidup yang ada di 192 negara di dunia, kita mengingatkan diri kita sendiri dan orang lain betapa pentingnya merawat lingkungan Hidup. Semoga kita mengingat bahwa setiap tindakan  itu penting dan bernilai.




Penulis :
PARLIANTO (LILIK)
Pendiri ‘Generasi Hijau Indonesia-Kabupaten Dairi’